Artikel kali ini akan membahas ukuran sloof, untuk bangunan rumah tinggal satu sampai 2 lantai.
Mungkin anda bingung, berapa sebaiknya ukuran sloof yang diperlukan untuk rumah anda.
Pembahasan kali ini saya akan memberikan sedikit info yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan.
Sedikit catatan dalam artikel ini saya hanya akan membahas sloof dengan bentangan struktur yang umum atau standard, yaitu kisaran 3×3 meter.
Tulisan ini bukanlah teori atau standard baku, saya memberi info di sini berdasarkan beberapa sumber seperti literatur / buku, dan pengalaman di lapangan.
Hal yang Mempengaruhi Ukuran Sloof
Pada dasarnya, sebuah sloof berfungsi untuk menerima beban diatasnya sebelum didistribusikan ke pondasi lajur batu kali.
Maka dari itu, ukuran sebuah sloof bergantung pada kebutuhan struktur yakni pembebanan yang akan diterima nantinya.
Adapun faktor yang mempengaruhi ukuran sloof adalah sebagai berikut :
1 Kondisi tanah di lokasi.
Kondisi tanah bisa sedikit berpengaruh, misalnya bila kondisi tanah lereng (menurun).
Maka sloof tersebut akan menjadi sloof gantung, tentunya ini akan menjadi perhatian lebih dibandingkan dengan sloof yang berada di tanah normal.
2 Beban / tinggi bangunan.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah semakin tinggi bangunan maka semakin berat pula beban yang akan diterima.
3 Bentangan sloof.
Struktur itu standardnya memiliki bentangan kisaran 3×3 meter.
Panjang bentangan ini tentu bisa mempengaruhi ukuran sloof.
Sloof dengan bentangan 3×3 meter dengan 4×4 meter tentu berbeda, karena pembagian beban dan kekuatannya juga akan berbeda.
Jika sloof memiliki bentangan di atas 4 atau 5 meter, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan konstruktor.
4 Jenis material yang dipakai untuk bangunan di atasnya.
Yang dimaksud di sini adalah, material itu memiliki berat yang berbeda.
Contohnya bata merah lebih berat dari bataringan, dak beton lebih berat dari dak panel, kayu lebih berat dari baja ringan, dan lain sebagainya.
Poinnya adalah bahwa penggunaan material yang berbeda bisa mempengaruhi perbedaan beban bangunan.
Jenis Sloof dan Ukuran
Berdasarkan pada pembebanan yang akan diterima, sloof dibagi dalam dua jenis, yakni sloof praktis, dan sloof struktur.
Sloof Praktis
Berdasarkan namanya, sudah dapat dipastikan kalau nantinya jenis sloof ini hanya akan menerima pembebanan yang sederhana saja.
Pembebanan sederhana yang dimaksud mencakup pembebanan merata seperti pasangan dinding, ring balk, dan pembebanan terpusat seperti kolom, dan tumpuan kuda-kuda.
Sloof praktis ini biasanya berukuran 15 x 20 cm, dengan pembesian 4 tulangan pokok diameter10 mm , dan dengan sengkang diameter 6 mm berjarak 150 mm.
Gambar di atas adalah ukuran sloof praktis ukuran 15×20 cm untuk rumah 1 lantai.
Jenis sloof ini hanya bisa digunakan pada bangunan rumah tinggal 1 lantai dengan maksimal bentangannya 3 meteran.
Sloof Struktur
Sloof jenis ini biasanya digunakan pada rumah tinggal 2 lantai.
Karena pada dasarnya, sloof ini digunakan untuk kebutuhan struktur dengan pembebanan yang lebih kompleks lagi dibandingkan dengan jenis sloof praktis.
Pembebanan yang dimaksud yakni, pembebanan merata seperti balok struktur, pasangan dinding lantai 1, lantai 2, dan pembebanan terpusat seperti kolom struktur, dan kolom praktis.
Untuk ukuran sloof struktur ini sendiri fleksibel mengikuti seberapa besar pembebanan yang akan diterima.
Namun, apabila penampang sloof semakin luas, maka jumlah, dan ukuran besi yang akan digunakan juga akan semakin bertambah.
Berikut ini contoh ukuran sloof struktur yang pada lazimnya sering digunakan untuk rumah tinggal bertingkat :
Gambar di atas adalah sloof struktur ukuran 15×30 cm untuk rumah tinggal 2 lantai.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan ukuran sloof struktur ini, diperlukan peran sebuah konsultan agar dalam penerapannya nanti tidak boros, dan mendekati efisien.
Baca juga: Biaya Membuat Sloof Beton Permeter
Tips Perencanaan Sloof Hemat & Efisien
Berikut ini adalah tips merencanakan sloof yang hemat, dan efisien :
1 Gunakan desain rumah dengan efisien, dan sesuai dengan kebutuhan.
Misal : Desain ketinggian dinding, dan plafond sesuai dengan kebutuhan, hindari penggunaan plafon yang terlalu tinggi.
Ketinggian plafon ideal yang cukup nyaman adalah kisaran 280-320cm.
Plafon rumah dengan tinggi 350-400cm sebetulnya adalah mubazir dan sebuah pemborosan.
2 Gunakan material yang ringan.
Misal : Bata ringan, dak panel, baja ringan, atap metal, dll.
Ketahuilah, penggunaan bahan yang ringan ini bisa berpengaruh cukup signifikan.
3 Gunakan bentang struktur yang standard.
Usahakan bentang maksimal sloof 3×4 meter.
Bentang yang besar itu membutuhkan dimensi dan pembesian yang lebih kuat.
Di samping itu, bentang struktur yang besar tidak boleh sembarangan, perlu konsultasi dengan konstruktor supaya aman.
Tips Memasang Sloof yang Benar untuk Bangunan Rumah Tinggal
Dalam dunia konstruksi, sloof adalah salah satu elemen struktur yang memiliki peran sangat penting. Sloof berfungsi sebagai pengikat antara pondasi dan dinding bangunan agar berdiri lebih kokoh, stabil, dan tidak mudah retak.
Selain itu, sloof juga membantu mendistribusikan beban bangunan ke pondasi secara merata sehingga rumah dapat bertahan lebih lama. Oleh karena itu, pemasangan sloof yang benar sangat menentukan kualitas dan keamanan sebuah rumah tinggal.
Pertama, pastikan ukuran sloof sesuai dengan kebutuhan bangunan. Untuk rumah tinggal satu lantai, biasanya sloof memiliki ukuran minimal 15 x 20 cm dengan tulangan utama besi diameter 10–12 mm, serta begel berdiameter 8 mm yang dipasang dengan jarak 15–20 cm.
Sementara untuk rumah dua lantai atau lebih, ukuran sloof dan jumlah tulangan harus lebih besar sesuai perhitungan struktur agar mampu menahan beban tambahan dari lantai atas.
Kedua, lakukan pemasangan bekisting dengan rapi, lurus, dan kokoh. Bekisting berfungsi sebagai cetakan sementara bagi sloof.
Bekisting yang tidak rata, miring, atau longgar dapat mengakibatkan bentuk sloof tidak presisi, sehingga kekuatannya berkurang.
Pastikan bekisting dipasang menggunakan papan yang kuat dan diberi penopang agar tidak bergeser saat proses pengecoran berlangsung.
Baca juga: Ukuran Besi Pondasi Rumah 2 Lantai
Ketiga, perhatikan dengan seksama penempatan dan penyusunan tulangan besi. Tulangan harus diikat dengan kawat beton secara kuat agar tidak bergeser saat dicor.
Untuk mencegah korosi, tulangan tidak boleh menempel langsung ke tanah atau bekisting. Gunakan beton decking atau ganjalan kecil dari beton dengan ketebalan 2–3 cm agar tulangan berada di posisi yang tepat dan terlindung oleh selimut beton.
Keempat, gunakan campuran beton dengan kualitas baik dan sesuai standar. Komposisi umum yang dianjurkan adalah 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dengan tambahan air secukupnya.
Jika memungkinkan, gunakan beton ready mix agar kualitas campuran lebih terjamin. Saat pengecoran, lakukan proses dengan cara dituangkan secara merata dan dipadatkan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar tidak ada rongga udara di dalam sloof yang bisa melemahkan kekuatan beton.
Kelima, sangat penting untuk memperhatikan proses curing atau perawatan beton setelah pengecoran. Beton yang baru dicor tidak boleh dibiarkan kering terlalu cepat karena dapat menyebabkan retak rambut.
Siram permukaan sloof dengan air secara rutin, minimal selama 7 hari, agar proses hidrasi semen berjalan sempurna. Dengan demikian, mutu dan kekuatan beton dapat tercapai secara maksimal.
Keenam, pastikan sloof terhubung dengan elemen struktur lainnya. Pada bagian atas, sloof harus menyatu dengan kolom praktis agar bangunan benar-benar kokoh.
Jika sloof dipasang terputus atau tidak menyatu dengan kolom, kekuatan struktur rumah akan berkurang dan berpotensi menyebabkan keretakan pada dinding.
Selain itu, jangan lupa memperhatikan ketinggian sloof dari permukaan tanah. Sloof sebaiknya dipasang sekitar 30–50 cm dari permukaan tanah untuk melindungi dinding dari kelembaban.
Dengan posisi yang tepat, dinding rumah akan lebih tahan terhadap rembesan air hujan maupun kelembaban tanah yang bisa merusak material.
Dengan memperhatikan ukuran, bekisting, tulangan, kualitas beton, perawatan, serta keterhubungan dengan elemen struktur lain, sloof akan berfungsi secara optimal sebagai pengikat pondasi dan dinding.
Pemasangan sloof yang benar tidak hanya membuat bangunan lebih kuat dan stabil, tetapi juga memastikan rumah tetap aman, nyaman, dan tahan lama untuk ditempati dalam jangka panjang.
Sekian artikel mengenai ukuran sloof ini, semoga bisa bermanfaat bagi anda.